
POJOKNEGERI.COM — Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kota Samarinda memastikan program olahraga tetap berjalan di tengah efisiensi anggaran.
Hal ini sebagaimana ditegaskan Kepala Disporapar Samarinda, Muslimin.
Ia mengatakan bahwa pihaknya telah menyiapkan sejumlah skema anggaran agar pembinaan atlet dan persiapan menuju Pekan Olahraga Provinsi (PORPROV) tetap berada dalam jalur yang sudah terencana.
Muslimin menyampaikan hal tersebut usai menghadap Wali Kota Samarinda.
Ia memaparkan rancangan pembiayaan sektor olahraga, lengkap dengan tiga alternatif anggaran yang tersusun berdasarkan kemampuan keuangan daerah saat ini.
“Kami tadi menghadap Bapak Wali Kota untuk menyampaikan rencana anggaran olahraga. Semua kami paparkan, termasuk tiga alternatif skema yang bisa kami kerjakan ketika anggaran di berikan oleh Pemerintah Kota Samarinda,” ujarnya.
Dampak Efisiensi Anggaran
Muslimin tidak menutup mata bahwa efisiensi anggaran berdampak ke seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD).
Pemangkasan transfer ke daerah (TKD) dari pemerintah pusat memaksa sejumlah program harus menyesuikan. Namun ia menegaskan bahwa pihaknya tidak akan melemah atau kehilangan semangat.
“Efisiensi TKD ini berdampak ke semua OPD tanpa kecuali, termasuk kami di Dispora. Tapi kami memandang ini sebagai proses. Di tengah anggaran yang terbatas, kami tetap berkomitmen berinovasi dan bekerja keras dengan anggaran yang ada,” tegasnya.
Ia memastikan bahwa Disporapar akan tetap menjalankan fungsi pembinaan olahraga secara maksimal, meski beberapa rencana harus ditata ulang. Menurutnya, kondisi anggaran bukan alasan untuk menurunkan kualitas pembinaan atlet maupun menurunkan target prestasi.
“Itu tidak membuat kami lemah atau putus semangat. Kami tetap mencari solusi, termasuk mencari bantuan pihak ketiga apabila nantinya anggaran tidak mencukupi,” tambahnya.
Persiapan Menghadapi PORPROV
Salah satu fokus besar yang menjadi pembahasan adalah persiapan menghadapi PORPROV Kalimantan Timur. Samarinda bersiap mengirimkan kontingen besar, terdiri dari atlet, pelatih, dan ofisial.
“Kami mengusulkan kurang lebih 9 miliar rupiah untuk persiapan PORPROV. Anggaran itu untuk kualifikasi hingga pelaksanaan pertandingan di Paser nanti,” jelas Muslimin.
Jumlah itu berdasarkan kebutuhan nyata pembinaan dan kebutuhan logistik kontingen.
Disporapar memperkirakan ada sekitar 1.500 atlet, pelatih, dan ofisial yang akan diberangkatkan.
“Dengan asumsi kita memberangkatkan 1.500 orang, tentu anggaran itu bukan angka yang berlebihan. Semua melalui penghitungan berdasarkan kebutuhan lapangan,” katanya.
Ia menegaskan bahwa anggaran tersebut sudah melalui kajian ketat, mengingat PORPROV merupakan salah satu event olahraga paling strategis bagi daerah.
Selain membawa nama kota, ajang itu juga menjadi tolok ukur pembinaan atlet usia muda di Samarinda.
“Ini skala prioritas jelas. PORPROV itu tidak hanya soal kompetisi, tapi juga momentum pembangunan olahraga Samarinda. Target kami jelas yaitu prestasi harus meningkat,” tegasnya.
Muslimin juga menjelaskan bahwa seluruh perencanaan anggaran tetap bergantung pada jadwal resmi PORPROV. Ia menyebutkan bahwa jika tidak ada pengunduran jadwal dari panitia atau KONI Kaltim, maka seluruh perhitungan berjalan sesuai rencana.
Namun jika terjadi perubahan jadwal, maka pihaknya bersama KONI akan melakukan evaluasi ulang.
“Kalau tidak ada pengunduran pertandingan, kita jalan sesuai rencana. Tapi kalau ada perubahan jadwal, kita akan evaluasi bersama KONI Kaltim dan seluruh KONI kabupaten/kota. Karena anggaran pembinaan PON dan PORPROV itu keberadaannya di Disporapar, sementara KONI bertugas melaksanakan,” jelas Muslimin
Koordinasi dengan KONI
Ia menambahkan bahwa koordinasi dengan KONI Kaltim dan KONI daerah lainnya akan terus berjalan agar persiapan atlet tetap berjalan ideal meski situasi anggaran tidak sedang dalam kondisi normal.
“KONI itu pelaksana, dan kami penyedia anggaran bersama pemerintah. Jadi setiap keputusan harus sinkron,” tuturnya.
Ketika ditanya apakah kegiatan lain di Disporapar ikut terdampak pemangkasan TKD, Muslimin membenarkannya. Namun ia memastikan bahwa fokus utama adalah menjaga agar program prioritas tidak terhambat.
“Semua kegiatan terdampak, tidak hanya olahraga. Tapi kita tidak ingin memikirkan itu terlalu jauh. Kita fokus pada skala prioritas,” katanya.
Dalam sistem kerja OPD, kegiatan-kegiatan dibagi berdasarkan urgensi. Program yang dianggap tidak terlalu mendesak akan dilakukan evaluasi lebih lanjut dan bisa jadi ditunda.
“Di OPD itu ada skala prioritas. Kami evaluasi satu per satu kegiatan yang tidak mendesak. Yang prioritas utama itu yang kita dahulukan agar target kinerja tetap tercapai,” terangnya.
Menurut Muslimin, meski banyak penyesuaian dilakukan, hal terpenting adalah memastikan tidak ada stagnasi dalam pembinaan atlet. Ia menyebutkan bahwa semangat para atlet dan pelatih harus dijaga, sekalipun kondisi anggaran sedang ketat.
Di akhir wawancara, Muslimin menyampaikan bahwa seluruh usulan dan skema anggaran telah diserahkan kepada Wali Kota dan sedang dalam proses pembahasan lebih lanjut. Ia berharap usulan itu mendapatkan persetujuan agar target pembinaan olahraga dapat dicapai.
“Kami tetap optimis. Apa yang kami usulkan dan apa yang kami kerjakan adalah prioritas untuk membawa olahraga Samarinda terus berkembang,” ujarnya.
Muslimin menegaskan bahwa kondisi efisiensi anggaran tidak boleh menurunkan semangat para pelaku olahraga. Baginya, pembinaan atlet adalah investasi jangka panjang, dan Samarinda harus tetap tampil sebagai salah satu kekuatan olahraga di Kalimantan Timur.
“Prestasi tidak boleh turun. Anggaran boleh menyesuaikan, tapi komitmen tidak boleh berubah. Itu yang ingin kami jaga,” pungkasnya.
(*)